Nabi Yeremia menyampaikan pesan dalam pasal ini saat kerajaan Raja Nebukadnezar telah berhasil mengalahkan Mesir dan menjadi semakin berkuasa. Artinya, kegenapan dari nubuatan Nabi Yeremia semakin dekat. Selama 23 tahun sampai dengan saat itu, Nabi Yeremia bertekun dan setia menyampaikan isi hati Tuhan. Selama itu juga, Nabi Yeremia menghadapi penolakan dari bangsanya sendiri. Ketekunan Nabi Yeremia patutlah kita teladani. Apa pun rintangan yang dihadapi, Nabi Yeremia tetap setia menjadi saksi Tuhan.
Di dalam bagian ini, secara terang-terangan, Tuhan menyatakan Raja Nebukadnezar sebagai hamba-Nya yang dipilih untuk menghancurkan Yerusalem. Akan tetapi, istilah “hamba” itu tidak berarti bahwa kedudukan Raja Nebukadnezar sama seperti Nabi Yeremia yang juga adalah hamba-Nya. Predikat “hamba” bagi Raja Nebukadnezar menjelaskan tentang kuasa Allah atas semua bangsa. Allah berkuasa memakai bangsa yang tidak menyembah kepada-Nya untuk mencapai tujuan Allah.
Lalu, apa perbedaan Raja Nebukadnezar dengan Nabi Yeremia yang keduanya dipakai sebagai alat Tuhan? Ayat 12 memberi jawaban. Setelah tujuan Allah tercapai, kerajaan Babel mendapatkan murka Allah dan dihancurkan karena bangsa Babel telah bersalah kepada Tuhan. Sebaliknya, karena Nabi Yeremia beriman kepada Allah, ia terus menjadi alat untuk menyatakan kemuliaanNya.
Anda pun bisa dipakai Allah untuk menggenapi tujuan-Nya. Akan tetapi, apakah Anda mau dipakai menjadi alat seperti Raja Nebukadnezar atau seperti Nabi Yeremia?
Dihukum, Lalu Dipulihkan
Penglihatan tentang dua keranjang buah ara menjadi penghiburan bagi Yehuda dan juga bagi Yeremia yang mengasihi saudara-saudaranya. Buah ara yang baik melambangkan orang Yehuda yang tersisa yang ada di pembuangan. Allah akan memelihara mereka. Buah ara yang tidak baik melambangkan Zedekia dan para pemukanya dan orang-orang yang masih tinggal. Mereka ibarat garam yang sudah tidak asin lagi, Matius 5:13b, “Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”
Allah tidak meninggalkan umat-Nya dalam pembuangan. Orang-orang yang diangkut ke pembuangan akan diperhatikan Allah dalam segala yang mereka lakukan. Suatu saat, mereka akan dibawa kembali oleh Tuhan untuk pulang. Penghukuman adalah alat untuk membentuk umat Tuhan. Di negeri pembuangan, mereka diajar untuk mempercayai kebenaran dari Allah yang hidup serta tidak menyembah berhala. Hancurnya Yerusalem bukanlah kecelakaan, tetapi ada di dalam kontrol Allah.
Seringkali kita menilai bahwa berkat Tuhan selalu berwujud keadaan baik dan keadaan buruk semata-mata adalah kutukan. Namun, sebenarnya tidak demikian. Kutukan adalah saat kita terpisah dari Allah. Penghukuman yang dialami bangsa Yehuda justru membuat mereka mengenal Allah yang mengubah hati mereka. Masalah serta konsekuensi dosa yang harus kita jalani adalah berkat Tuhan untuk membentuk kita kembali jikalau kita mau berbalik kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar